Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kaidah Penggunaan Kata Baku Tidak Baku, Fungsi, Ciri Kata Baku dan Tidak Baku Beserta Contohnya

Kata Baku


Contoh kata bahasa baku dan tidak baku

Dalam penggunaan bahasa indonesia tentu harus memenuhi kaidah yang berlaku sesuai dengan ketentuan. Kaidah bahasa yang di maksudkan adalah bahasa yang telah di sempurnakan sesuai dengan standar yang di istilahkan dengan sebutan EYD. Ejaan yang ini berlaku dalam bahasa indonesia tentu memberi petunjuk atau pedoman dalam hal penggunaan huruf, penulisan kata (dasar, berimbuhan, gabungan, ulang dan serapan), penulisan partikel, penulisan angka, penulisan unsur serapan, sampai dengan penggunaan tanda baca. 

Bahasa yang sesuai dengan kaidah ejaan yang di sempurnakan dinamakan sebagai bahasa yang baku, sedangkan bahasa yang tidak memenuhi penggunaan kaidah di sebut dengan bahasa tidak baku. Jadi bahasa baku merupakan bentuk bahasa yang secara lisan dan tertulis telah mengalami proses perubahan standar bahasa. Penggunaan bahasa baku sering kali digunakan oleh orang-orang dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai contoh penggunaan bahasa baku adalah sebagai berikut:
Bahasa baku
  • Kamis
  • Pergi ke pasar
  • Sistem
  • Juwal 
Bahasa tidak baku
  • Kemis
  • Pergi kepasar
  • Sistim
  • Jual

Fungsi dari bahasa baku

Adapun fungsi dari penggunaan bahasa baku adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai bentuk acuan dasar atau pedoman dalam berbasa dengan baik dan benar. 
  2. Pemakaian bahasa yang baku, tentu akan menambah wawasan pengetahuan dan menambah wibawa seseorang.
  3. Sebagai tolak ukur antara yang baik dan yang benar.
  4. Menjadikan pembeda dalam pemakaian bahasa antara orang satu dengan yang lainnya.
  5. Sebagai wadah untuk pemersatu kelompok masyarakat yang berbeda bahasanya.
  6. Memberi penilaian terhadap penggunaan bahasa baku dan tidak baku.


Ciri-ciri bahasa dalam bahasa baku

  1. Penggunaan kata yang harus sesuai dengan konteks kalimat.
  2. Tidak mengandung unsur kata-kata yang bersifat kedaerahan.
  3. Penggunaan imbuhan kata yang jelas sesuai dengan ketentuan secara eksplisit.
  4. Pada kata  baku tentu tidak mengandung sebuah kata yang pleonasme dan hiperkorek
  5. Tidak menggunakan kata-kata asing.

Selain itu, terdapat pula ciri-ciri kata yang tidak baku

  1. Mudah dipengaruhi oleh berbagai perkembangan zaman oleh bahasa-bahasa asing.
  2. Sering kali bahasa yang di gunakan adalah dalam bentuk percakapan sehari-hari tanpa mengenal batas dan waktu.
  3. Bahasa yang tidak baku, dapat di ucapkan oleh orang-orang yang ingin mengucapkan sesuai dengan keinginannya dalam percakapan sehari-hari.

Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan

Pada saat ini, penggunaan bahasa baku dalam bentuk lisan belum di tetapkan kedalam ketentuan ejaan yang disempurnakan. Terdapat pendapat mengenai lafal yang baku dalam bahasa indonesia adalah lafal yang bebas. Asalkan lafal yang diucapkan jelas dan berterima, tentu orang lain akan mengetahui maksud  dari pengucapannya. Di samping itu juga dalam penggunaannya tentu harus berdasarkan kalimat yang efektif. Maksudnya adalah, kalimat-kalimat yang di gunakan dapat dengan tepat dipahami oleh pembicara.

Keefektifan kalimat, dapat di capai dengan ketentuan sebagai berikut:
Susunan kalimat yang menurut aturan yang benar seperti dalam bahasa baku adalah “Pulau Buton banyak menghasilkan aspal”. Bentuk keefektifan bahasa tidak bakunya adalah “Di Pulau Buton banyak yang menghasilkan aspal.” Contoh lain misalnya “Tindakan-tindakan kekerasan itu menyebabkan penduduk dan keluarganya merasa tidak aman.” Bahasa tidak bakunya Tindakan-tindakan kekerasan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya”. Dari kedua contoh tersebut memberi gambaran tentang ke efektifan pengucapan lafal bahasa baku. Meskipun keduanya sama-sama berterima oleh pendengar. Namun secara struktural terdapat pengucapan yang harus di perbaiki agar orang lain lebih paham secara langsung tentang apa yang dibicarakan.

Yang kedua adanya kesatuan pikiran dam hubungan yang logis di dalam kalimat. Misalnya kalimat dalam bahasa baku “Dia datang ketika kami sedang makan.” dan contoh bahasa tidak baku “Ketika kami sedang makan dan dia datang.”

Yang ketiga adalah penggunaan pada kata secara tepat dan efesien. Misalnya dalam bahasa baku “Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.” dan Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini naik.” 

Yang ke empat adalah penggunaan variasi dalam kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan. Misalnya adalah pada kata baku “Dia pergi dengan diam-diam.” dan “Pergilah dia dengan diam-diam.”

Dari ke empat penggunaan kalimat yang di ucapkan secara efektif dan tidak efektif tentu bisa mempengaruhi pendengar. Di samping itu, masih banyak contoh yang lain yang berkaitan dengan pengucapan lafal tersebut. Jadi dalam hal ini, sudah selayaknya kita menggunakan bahasa yang efektif dalam pengucapan dan penulisan dalam bentuk bahasa yang baku sesuai dengan bahasa standar.

Baca juga artikel tentang: 


Demikian ulasan mengenai penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Semoga bermanfaat. Terimakasih!